Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp <span>Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan has been indexed in </span><strong><a title="Google Scholar - Jurnal Teknik Pengairan" href="https://scholar.google.co.id/citations?hl=en&amp;user=zBzUbGoAAAAJ&amp;view_op=list_works&amp;sortby=pubdate" target="_blank">Google Scholar</a></strong><span>. </span> en-US annisanuroctavia@gmail.com (Annisa Nur Octavia) annisanuroctavia@gmail.com (Annisa Nur Octavia) Mon, 21 Sep 2020 15:15:08 +0000 OJS 3.2.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih dengan Bantuan Aplikasi WaterCAD v8i di Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/662 <p>Desa Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang merupakan pedesaan yang terletak di lereng Gunung Kawi. Sudah ada dua alternatif yang sudah dicoba masyarakat Desa Permanu untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, namun masing-masing memiliki kekurangan, seperti membuat sumur galian yang rawan terkontaminasi limbah serta memakai jasa PDAM dengan tarif air yang dirasa masyarakat Desa Permanu masih kurang terjangkau. Tujuan dilakukan studi ini adalah untuk merencanakan jaringan perpipaan yang layak secara hidraulika. Data yang digunakan dalam perencanaan ini adalah peta wilayah dan data topografi untuk perencanaan jaringan pipa, data jumlah penduduk dari tahun 2009 - 2018 untuk memproyeksikan jumlah kebutuhan air, data debit sumber mata air dengan potensi debit ± 10 liter/detik untuk menganalisa kondisi hidraulik di dalam pipa, dan data harga satuan bahan bangunan serta analisa harga satuan pekerjaan untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB). Dalam studi ini, metode proyeksi yang digunakan adalah metode aritmatika dengan jumlah penduduk ditahun 2038 sebanyak 8.864 jiwa, dan kebutuhan air rata-rata ditahun 2038 adalah 8,14 liter/detik. Analisa hidraulik menggunakan aplikasi <em>WaterCAD v8i </em>menunjukan kondisi hidraulik sebagai berikut, kecepatan aliran berkisar antara 0,504 – 1,326 m/dt, kemiringan garis hidrolis berkisar antara 1,603 – 14,562 m/km, dan tekanan berkisar antara 1,014 - 3,915 atm. RAB yang akan dibutuhkan adalah Rp 996.537.000,00.</p><p> </p><p><em>Permanu Village, Pakisaji District, Malang Regency is a village located on the slopes of Mount Kawi. There are already two alternatives that have been tried by the people of Permanu Village to meet their clean water demand. But it has disadvantages, such as making dug wells (prone to contamination by waste) and using local water company services (less affordable water rates). The purpose of this study is to plan a proper pipeline network that is hydraulically feasible. The data used in this plan are area maps and topographic data for pipeline network planning, population data from 2009 – 2018 to project the amount of water demand, spring data with a potential discharge of 10 liters/second to analyze hydraulic conditions in the pipeline, and unit price data of building materials as well as analysis of the unit price of work to calculate the Budget Plan. In this study, the projected population used arithmetic method with a population of 2038 is 8,864 people, and the average water demand in 2038 is 8.14 liters/second. Hydraulic analysis using the WaterCAD v8.i software shows the following hydraulic conditions, velocity is between 0.504 - 1.326 meters/second, headloss gradient is between 1.603 - 14.562 m/km, and pressure is between 1.014 - 3.915 atm. The budget plan in this study will need Rp 996,537,000.00.</em></p> Muhammad Rizqi Akbar, Emma Yuliani, Very Dermawan Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/662 Tue, 22 Sep 2020 00:00:00 +0000 STUDI PERBANDINGAN METODE STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DAN METODE DECILE INDEX (DI) UNTUK MENGESTIMASI KEKERINGAN DI DAS PEKALEN KABUPATEN PROBOLINGGO http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/672 <p>Kekeringan dan kurangnya air bersih jadi permasalahan tahunan yang di hadapi Kabupaten Probolinggo. Terdapat sebanyak 16 desa di 7 kecamatan yang termasuk daerah rawan kekeringan. Metode analisa kekeringan yang digunakan adalah Standardized Precipitation Index (SPI) dan Decile Index (DI). Hasil indeks kekeringan dibandingkan dengan ENSO (El Niño–Southern Oscillation) untuk mengetahui kesesuaian dengan keadaan di lokasi studi. Indeks kekeringan yang memiliki kesesuaian paling besar dengan ENSO tersebut kemudian dibuat peta sebarannya menggunakan software ArcGIS 10.3. Analisa kesesuaian dilakukan dengan pembacaan pola kekeringan melalui grafik surplus dan defisit terhadap nilai SOI serta analisa korelasi dengan SOI dan data curah hujan bulanan. Dari ketiganya menunjukkan bahwa DI memberikan nilai yang lebih besar terhadap kejadian ENSO dibandingkan metode SPI. Hasil studi berdasarkan metode SPI menunjukkan bahwa tahun terkering di DAS Pekalen terjadi di tahun 2007, 2004, 2009, dan 2001, sedangkan dengan metode DI tahun yang paling kering terjadi di tahun 2006, 2007, dan 2009.</p><p>Drought and lack of clean water are annual problems that Probolinggo Regency faces. Thereare 16 villages in 7 (seven) sub-districts that are classified as drought-prone areas. The drought analysismethod used is the Standardized Precipitation Index (SPI) and the Decile Index (DI). The results of the droughtindex were compared with ENSO (El Niño – Southern Oscillation) to determine suitability with conditions inthe study location. The drought index which has the greatest compatibility with SOI data pattern will be drawn on the drought distribution map using IDW interpolation with the ArcGIS 10.3 programs. The suitability analysis is carried out by reading the drought pattern through graphs of surplus and deficit to the SOI value and correlation analysis with SOI and monthly rainfall data. Of the three, it shows that DI provides a greater value for the incidence of ENSO than the SPI method. The results of the study based on the SPI method show that the driest years in the Pekalen watershed occurred in 2007, 2004, 2009, and 2001,while with the DI method the driest years occurred in 2006, 2007, and 2009.</p> Chyntia Prima Larasati, Donny Harisuseno, Ery Suhartanto Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/672 Wed, 23 Sep 2020 00:00:00 +0000 APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT DI TUBAN UTARA http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/671 Di kabupaten Tuban merupakan Kabupaten yang berada tepat pada garis  pantai utara. Di daerah pesisir pantai memiliki kerentanan terhadap muka air laut,salah satunya adalah kawasan pesisir yang terletak di pantai utara jawa yang bertepatan langsung dengan daerah studi yaitu daerah yang berada di Kecamatan Palang, Tuban Kota dan Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Pemilihan kawasan pesisir Tuban didasarkan pada letaknya yang berbatasan langsung dengan laur jawa serta berada di jalur transportasi darat pantura selain itu didasarkan pada kecenderungan pertumbuhan pesisir tuban yang memiliki potensi sebagai kawasan utama penggerak ekonomi wilayah. Dari data diatas peneliti memutuskan untuk meneliti tentang intrusi air laut di pantai utara Kabupaten Tuban yang diduga terkena intrusi air laut. Hal ini jelas dapat mengganggu kualitas air bersih di daerah pemukiman penduduk yang ada di sekitar kawasan utara Kabupaten Tuban. Untuk mengetahui sejauh mana intrusi tersebut terjadi maka perlu dilakukan identifikasi intrusi air laut menggunakan metode geolistik konfigurasi wenner. Berdarsarkan observasi dan informasi geologi diatas, penulis merasa perlu untuk dilakukan penelitian tentang  Aplikasi Metode Geolistik untuk Identifikasi Intrusi Air Laut di Tuban Utara.<br /><p> </p><p><em>Tuban District is a district that is precisely located on the northern coastline. Coastal area has vulnerability towards seawater surface; one of them is a coastal located on the North Coast of Java that coincided directly with the study area that is located in Palang Sub-district, Tuban City and Jenu Sub-district, Tuban District. The selection of Tuban’s coastal area is based on its location that directly coexist with Java Sea and is located on northern beach transportation’s route. Furthermore, it is also based on the growth tendency of Tuban coastal area which has potential to boost its regional economic productivity. From the data above, the researcher decides to investigate the intrusion of seawater on the north beach of Tuban District that is presumed to be exposed to seawater intrusion. It is extremely obvious that seawater intrusion can damage the quality of fresh water supply in residential areas of the northern part of Tuban District. Thus, the researcher uses Wenner Configuration Geo-electric Method to identify how far the intrusion happened. Based on the result of the observation and information above, the researcher needs to do research about the Geo-electric Application Method to Identify Seawater Intrusion in North Tuban.</em></p> Willi Anjar Bagaskara, Moch sholichin, Runi Asmaranto Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/671 Wed, 23 Sep 2020 00:00:00 +0000 STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN EMBUNG PENIWEN DESA PENIWEN KECAMATAN KROMENGAN KABUPATEN MALANG http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/658 <p>Abstrak Kabupaten Malang yakni daerah agraris dengan jumlah penduduk 2.544.315 (BPS Kab Malang, 2018), oleh karena itu dibutuhkan ketersediaan air baku untuk irigasi. Pengaruh perubahan iklim, air menjadi berkurang dan banyak mata air yang mati pada musim kemarau, untuk itu pembangunan embung menjadi solusi utama. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pembangunan Embung Peniwen ditinjau dari aspek teknis dan aspek ekonomi. Dari analisis teknis Embung Peniwen dapat menampung volume air sebesar 52.032,55 m3 dengan areal irigasi 75 Ha. Sedangkan simulasi tampungan, Embung Peniwen dapat memenuhi kebutuhan air irigasi dengan pola tanam Padi-Padi-Palawija Dari hasil perhitungan diperoleh nilai pembangunan sebesar Rp. 6.185.840.000 termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Kondisi normal diperoleh nilai NPV=Rp. 794.466.428, B/C=1,116, EIRR=14,440%. Kondisi manfaat turun 10%, biaya tetap diperoleh NPV=Rp. 31.998.961, B/C=1,005, EIRR=12,102%. Kondisi manfaat dan biaya tetap, pelaksanaan terlambat 1 tahun diperoleh NPV=Rp. 77.759.182, B/C=1,133, EIRR=12,216%. Disimpulkan bahwa pembangunan Embung Peniwen layak secara teknis dan ekonomi untuk dibangun.</p><p> </p><p>Abstract Malang Regency is an agricultural area with a population of 2,544,315 (BPS Kab Malang, 2018), therefore it requires the availability of raw water for irrigation. The effect of climate change is that water is reduced and many springs die in the dry season, so the construction of embung is the main solution. This study aims to determine the feasibility of developing the Peniwen Embung in terms of technical and economic aspects. From the technical analysis, the Peniwen Embung can accommodate a volume of water of 52,032.55 m3 with an irrigation area of 75 hectares. While the storage simulation, Peniwen Embung can meet the needs of irrigation water with the cropping pattern of Rice-Padi-Palawija. From the calculation results, the development value is Rp. 6,185,840,000 including Value Added Tax (VAT). Under normal conditions, the NPV value = Rp. 794,466,428, B / C = 1,116, EIRR = 14,440%. Benefit condition decreased by 10%, fixed cost obtained NPV = Rp. 31,998,961, B / C = 1,005, EIRR = 12.102%. Conditions for benefits and fixed costs, one year late implementation, the NPV = Rp. 77,759,182, B / C = 1,133, EIRR = 12,216%. It was concluded that the construction of the Peniwen Embung was technically and economically feasible to build.</p> Marisa Ayu Ferina, Lily Montarcih Limantara, Moh. Sholichin Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/658 Wed, 23 Sep 2020 00:00:00 +0000 STUDI OPTIMASI PEMANFAATAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI KEDUNGPUTRI KECAMATAN PARON KABUPATEN NGAWI http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/676 <p><span style="font-family: &quot;Times New Roman&quot;; font-size: x-small;">Daerah Irigasi Kedungputri memiliki luas baku sawah sebesar 1932 hektar. Dengan beberapa aset irigasi yang ada dan perangkatnya, ditemukan beberapa masalah di lapangan seperti pola tanam yang dibuat oleh Dinas Pengairan tidak sejalan dengan kondisi lapangan serta air yang tersedia di Bendung Kedungputri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi terlebihnya pada musim kemarau. Agar ketersediaan dan distribusi air dapat mencukupi kebutuhan diperlukan pengoptimalan luas areal yang dapat terairi dari ketersediaan air irigasi yang ada dengan menggunakan program linier agar dapat diperoleh manfaat maksimal dengan keterbatasan sumber daya yang ada. Studi ini membuat masalah kekeringan pada musim kemarau dapat teratasi berawal 63,889% periode tiap tahun tercukupi menjadi 100,000%, intensitas tanaman dari 132,153% menjadi 223,668%, serta keuntungan bersih yang meningkat dari Rp. 57.017.470.906,00 per tahun menjadi Rp. 91.873.624.658,00 dengan debit andalan kondisi 97%.</span></p><p><span style="font-family: &quot;Times New Roman&quot;; font-size: x-small;">Kedungputri Irrigation Area has 1932 hectares irrigation field. With many irrigation assets and other properties, Several problems were found in the field, such as the Global Planting Plan (RTTG) issued by the Irrigation Service which was not carried out properly or was not in accordance with existing conditions and the water available at the Kedungputri Dam was insufficient to meet the needs of irrigation water, especially during the dry season. In order for the availability and distribution of water to meet the needs, it is necessary to optimize the area that can be irrigated from the availability of existing irrigation water using a linear program in order to obtain maximum benefits with the limited resources available.planting pattern the problems can be solved like the fill-up water necessary for irrigation periods got advancement from 63,889% to 100,000%, planted area intensity from 132,153% to 223,668%, and also the income escalated from Rp. 57.017.470.906,00 to Rp. 91.873.624.658,00 with 97% dependable flow conditions or in dry conditions.</span></p><p><span style="font-family: &quot;Times New Roman&quot;; font-size: x-small;"><br /></span></p> Chris Efraim, Rini Sayekti, Tri Prayogo Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/676 Wed, 23 Sep 2020 00:00:00 +0000 STUDI KEKERINGAN METEOROLOGI MENGGUNAKAN METODE PERCENT OF NORMAL INDEX (PNI) DAN STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DI DAS REJOSO KABUPATEN PASURUAN http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/674 <p>Kekeringan adalah salah satu bencana alam yang terjadi di Kabupaten Pasuruan setiap tahunnya. Studi kekeringan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keparahan dan sebaran kekeringan di Kabupaten Pasuruan. Metode yang digunakan yaitu Percent of Normal Index (PNI) dan Standardized Precipitation Index (SPI). Dua metode tersebut kemudian dihitung analisa kesesuaiannya dengan indeks kekeringan hidrologi dan pola curah hujan. Data yang digunakan dalam studi ini yaitu data curah hujan dan data debit sepanjang 17 tahun (2002-2018), peta batas DAS Rejoso, peta administrasi Kabupaten Pasuruan, dan data koordinat stasiun hujan. Hasil perhitungan indeks kekeringan dengan kesesuaian yang tingi kemudian digunakan untuk membuat peta sebaran kekeringan dengan metode interpolasi IDW (Inverse Distance Weighted) pada software ArcGIS 10.8. Metode PNI menunjukkan nilai indeks kekeringan terparah 0% paling banyak terjadi pada bulan Agustus yaitu sepanjang 16 tahun dalam 17 tahun pengamatan. Metode SPI menghasilkan indeks terparah sebesar -4,00 dengan kejadian kering terbanyak sepanjang 5 tahun dalam 17 tahun pengamatan. Perhitungan kesesuaian menunjukkan metode PNI memiliki hasil yang cukup tinggi yaitu 55% dalam perbandingan dengan indeks kekeringan hidrologi dan 89,71% dalam perbandingan dengan pola curah hujan. Hasil dari peta sebaran kekeringan menunjukkan bahwa bulan Juni-Oktober merupakan bulan yang sering muncul dan secara administrasi kekeringan terjadi rata-rata pada 41 desa di DAS Rejoso.</p><p> </p><p>Drought is one of the natural disasters that occur in Pasuruan every year. This drought study aims to determine the severity and distribution of drought in Pasuruan Regency. The methods used are Percent of Normal Index (PNI) and Standardized Precipitation Index (SPI). The two methods are then calculated to analyze their suitability with the hydrological drought index and rainfall patterns. The data used in this study are rainfall data and discharge data for 17 years (2002-2018), Rejoso watershed boundary map, Pasuruan Regency administration map, and rain station coordinate data. The results of the drought index calculation with high suitability are then used to create a drought distribution map using the IDW (Inverse Distance Weighted) interpolation method in ArcGIS 10.8 software. The PNI method shows that the worst drought index value of 0% occurs in August, which is for 16 years in 17 years of observation. The SPI method produces the worst index of -4.00 with the most dry incidence for 5 years in 17 years of observation. The calculation of suitability shows that the PNI method has a fairly high yield, namely 55% in comparison to the hydrological drought index and 89.71% in comparison to the rainfall pattern. The results of the drought distribution map show that June-October is the month that occurs frequently and administratively drought occurs on average in 41 villages in the Rejoso watershed.</p> Yashinta Dea Ilmania, Donny Harisuseno, Ery Suhartanto Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/674 Wed, 23 Sep 2020 00:00:00 +0000 STUDI POLA OPERASI IRIGASI TAMBAK KOMODITAS UDANG VANNAMEI DI KOTA PROBOLINGGO http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/680 <p>Budidaya udang merupakan suatu usaha budidaya perairan yang terkait dengan pemeliaraan udang sejak penetasan telur hingga siap dipanen untuk konsumsi manusia. Udang yang dibudidayakan dapat berupa udang tawar maupun air laut, dengan lokasi pembudidaya tergantung syarat hidup dari udang terkait. Pada kegiatan budidaya, pola operasi irigasi tambak adalah salah satu untuk meningkatkan hasil produksi udang. Studi yang dilakukan di UPT Perikanan Air Payau dan Laut Probolinggo Laboratorium FPIK Universitas Brawijaya memiliki luas 7000 m<sup>2</sup> terbagi 4 kolam dengan 3 fungsi yang berbeda yaitu sebagai Kolam Tandon, 2 Kolam Pembesaran dan Kolam Pembuangan. Kolam Pembesaran memiliki <em>central drain</em> untuk membuang sisa-sisa polutan dari hasil produksi agar lebih praktis. Akan tetapi pada budidaya tersebut kurang maksimal dalam penentuan pola operasi tambak. Dalam hal ini disebabkan tambak beroperasi dengan memanfaatkan air laut sebagai sumber air dan fluktuasi pasang surut untuk memenuhi kebutuhan irigasi tambak. Dalam studi ini direncanakan perbaikan elevasi tambak dan elevasi bangunan pintu agar memenuhi kebutuhan. Selain itu bangunan pintu eksisting menggunakan pintu skot balok sering terjadi hambatan dalam pengoperasiannya, maka direncanakan pintu klep otomatis agar mempermudah dalam pengoperasiannya. Dari hasil analisa kebutuhan irigasi tambak (<em>IR</em>) didapatkan 0,368 m<sup>3</sup>/dt. Direncanakan perbaikan elevasi dasar bangunan pintu klep otomatis +1,60, elevasi dasar Kolam Tandon +1,30, elevasi pematang +3,40, elevasi dasar Kolam Pembesaran +2,20 dan elevasi dasar Kolam Pembuangan +1,60. Simulasi pola operasi irigasi tambak yang telah dilakukan pada awal tanam pada bulan Juli hingga udang dipanen didapatkan waktu 96 hari.</p><p> </p><p><em>Shrimp farming is an aquaculture activity that is concerned with keeping shrimp from hatching until it is ready to be harvested for human consumption.</em> <em>It can be freshwater shrimp or seawater shrimp, depending on the location of the culture for the life requirements of the shrimp.</em> <em>In cultivation activities, the pond irrigation operation patterns is one of the ways to increase shrimp production.</em> <em>The study was carried out at UPT Brackish Water and Marine Fisheries in Probolinggo, the Laboratory of FPIK University of Brawijaya, with an area 7000 m<sup>2</sup> divided into 4 ponds with 3 different functions, namely as a reservoir pool, 2 enlargement ponds and a dumping pond.</em> <em>The enlargement pond has a central drain to remove residual pollutants from the production results to make it more practical. However, in this cultivation, it is not optimal in determining the pattern of pond operations. Because the pond operates by utilizing sea water as a source of water and tidal fluctuations to meet the irrigation needs of the pond. In this study, it is planned to improve the elevation of the pond and the elevation of the door building in order to meet the needs.</em> <em>In addition, the existing door building using a block beam often occurs obstacles in its operation, so an automatic valve door is planned to make it easier to operate..</em> <em>From the analysis of pond irrigation needs (IR), it was obtained 0,368 m<sup>3</sup>/s. It is planned to improve the basic elevation of the automatic valve door building +1,60, the base elevation of the reservoir pond +1,30, the embankment elevation +3,40, the base elevation of the enlargement pond +2,20 and the base elevation of the dump pond +1,60. Simulation of pond irrigation operation patterns that have been carried out at the beginning of planting in July until the shrimp is harvested obtained 96 days.</em><em> </em></p> Dewana Nugraha Kevin Caesar Perdhana, M. Janu Ismoyo, Rahmah Dara Lufira Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/680 Wed, 30 Sep 2020 00:00:00 +0000 PENENTUAN SKALA PRIORITAS KINERJA FISIK JARINGAN IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI SEMEN KRINJO DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/675 <p>Daerah Irigasi (DI) Semen Krinjo saat ini kondisinya banyak saluran yang rusak serta bangunan pelengkap yang tidak dalam kondisi baik, hal itu dikarenakan DI Semen Krinjo terakhir direhabilitasi pada tahun 2012. Pengelolaan aset irigasi meliputi inventarisasi aset irigasi, penilaian kinerja aset irigasi, hingga pelaksanaan operasi dan pemeliharaan harus dilakukan karena kondisi suatu jaringan irigasi mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kinerja irigasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui urutan skala prioritas kinerja fisik irigasi berdasarkan inventarisasi dan penilaian kondisi sebagai acuan untuk dilaksanakan rehabilitasi. Penilaian kondisi fisik irigasi berdasarkan pedoman yang dikeluarkan Kementerian PUPR. Hasil dari penilaian tersebut dihitung dengan metode AHP dan metode ANP hingga didapatkan urutan skala prioritas berdasarkan alternatif dan kriteria. Berdasarkan hasil penelitian yaitu bangunan utama dalam kondisi baik (83.08%), saluran pembawa dalam kondisi sedang (75.79%), bangunan pelengkap dalam kondisi sedang (79.27%). Urutan skala prioritas berdasarkan alternatif yaitu urutan pertama DI Krinjo, selanjutnya DI Semen. Urutan skala prioritas berdasarkan kriteria yaitu urutan pertama Saluran Pembawa, selanjutnya Bangunan Pelengkap, dan Bangunan Utama.</p> <p>Semen Krinjo Irrigation Area (IA) is currently in a lot of damaged channels and complementary structures that are not in good condition; this is because Semen Krinjo IA was last rehabilitated in 2012. Management of irrigation assets includes an inventory of irrigation assets, assessment of irrigation asset performance until the implementation of operation and maintenance must be carried out because an irrigation networks’s condition affects the effectiveness and efficiency of irrigation performance. This study aimed to determine the order of priority scale for physical irrigation performance based on an inventory and assessment of conditions as a reference for implementing rehabilitation. Assessment of the physical condition of irrigation is based on guidelines issued by the Ministry of Public Works and Public Housing of the Republic of Indonesia. The assessment results are calculated using the AHP method and the ANP method to obtain a priority scale order based on alternatives and criteria. Based on the research results, the main structures is in good condition (83.08%), the off-taking channel is in moderate condition (75.79%), the complementary structures is in moderate condition (79.27%). The order of priority scale based on alternatives is the first order in Krinjo IA, then Semen IA. The priority scale order is based on criteria, namely the first order of Off-Taking Channels, then Complementary Structures, and Main Structures.</p> Panji Satria Darwinto, Rini Wahyu Sayekti, Sri Wahyuni Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/675 Wed, 30 Sep 2020 00:00:00 +0000 PENERAPAN METODE POTENSIAL DIRI UNTUK MENDUGA KEDALAMAN MUKA AIR TANAH DAN KESUBURAN TANAH PADA LAHAN IRIGASI AIR TANAH SDJB 490 DI KABUPATEN JOMBANG http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/677 <p>Pada umunya para petani di Kabupaten Jombang, Kecamatan Sumobito, Desa Madiopuro belum mengetahui keberadaan muka air tanah dan tingkat kualitas kesuburan tanah pada lahan pertanian di daerah oncoran SDJB 490. Salah satu cara pendugaan keberadaan muka air tanah dengan metode Self Potential (Metode Potensial Diri), dan menggunakan alat pH meter untuk mengetahui tingkatan kesuburan tanah pada lahan pertanian daerah oncoran SDJB 490. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat 7 daerah yang berpotensi air tanah, pendugaan keberadaan muka air tanah lebih tepat menggunakan metode Bola, tolak ukur keberadaan muka air tanah dengan data log litologi SDJB 490, daerah berpasir dapat di aliri air, tetapi daerah yang berlempung sulit dialiri air. Pola aliran air tanah pada lokasi penelitian menyebar ke seluruh arah di lahan pertanian dari timur menuju barat, dari selatan menuju utara dan sebaliknya juga seperti itu, dan terdapat hubungan antara pola aliran air tanah dengan peta sebaran kesuburan, semakin dalam Terdapat hubungan antara pola aliran air tanah dengan peta sebaran kesuburan tanah, pola aliran air tanah mengarah dari nilai pH terendah menuju nilai pH terbesar. semakin dalam solum (lapisan) tanah, maka kemampuan tanah tersebut untuk menopang pertumbuhan tanaman semakin besar.</p><p>In general, farmers in Jombang regency, Sumobito district, Madiopuro village do not know yet the existence of groundwater levels and the level of soil fertility on agricultural land at SDJB 490 irrigated field area. One of the methods to estimate the presence of groundwater level is using Self Potential Method and pH meter instrument to figure out soil fertility on agricultural land at SDJB 490 irrigated field area. According to the research result that already conducted, there are 7 areas with groundwater potential. Estimation of the presence of groundwater level is more accurate by using ball method. The parameter of the presence of groundwater level is based on lithology log data of SDJB 490. Sandy areas could be irrigated, but clays area difficult to be irrigated. The groundwater flow pattern at the research location spreads in all directions on agricultural land from east to west, from south to north and vice versa as well, and There is a relation between groundwater flow patterns and soil fertility distribution mapping, groundwater flow pattern lead from lowest pH range to highest pH range. The deeper the soil solum (layer) will lead to the greater soil capability to sustain plant growth.</p> Muhammad Sadino Akbar, Hari Siswoyo, Andre Primantyo Hendrawan Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/677 Thu, 08 Oct 2020 00:00:00 +0000 KAJIAN KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI PADA ANAK SUNGAI BRANTAS DI DESA TORONGREJO, KECAMATAN JUNREJO, KOTA BATU http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/681 <p>Sungai memiliki kerentanan terhadap erosi atau pengikisan lapisan tanah yang terus terbawa oleh aliran air permukaan sampai akhirnya masuk ke badan sungai dan menyebabkan terjadinya sedimentasi. Sedimentasi terutama sedimen suspensi menjadi sumber dari banyak permasalahan pada sumber-sumber air dikarenakan membawa sedimen bersamaan dengan aliran air. Berdasarkan hal tersebut menjadi penting untuk diketahui angkutan sedimen suspensi dalam menyelesaikan masalah pada sumber-sumber air, akan tetapi dalam perjalanan nya penentuan angkutan sedimen suspensi seringkali tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam merepresentasikan nilai angkutan sedimen suspensi. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana hubungan antara debit aliran dengan debit angkutan sedimen suspensi. Penelitian dilakukan pada anak sungai Brantas yang terdapat di Desa Torongrejo, Kota Batu. Penelitian dilakukan sebanyak sepuluh (10) kali pengambilan sample pada waktu yang berbeda menggunakan alat Portable TSS Meter type TSS 740 Partech uantuk mengetahui nilai konsentrasi sedimen suspensi pada tiap kedalaman aliran. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara debit aliran terhadap angkutan sedimen suspensi dengan persamaan Qs = 7.597 Q<sup>1.465</sup>, didapati pula hubungan antara debit aliran terhadap konsentrasi sedimen suspensi rata-rata dengan persamaan C = 89.422 Q<sup>0.461</sup>, dan terakhir didapatkan besaran faktor eksponen Rouse berada antara <em>range </em>0.013 – 0.080.</p><p>Rivers are susceptible to erosion or erosion of the soil layer which is carried by surface water flow until it finally enters the river body and causes sedimentation. Sedimentation, especially suspended sediment, is the source of many problems with water sources because it carries sediment along with the water flow. Based on this, it is important to know the suspension sediment transport in solving problems at water sources, but in its journey the determination of suspended sediment transport has been often not in accordance with the actual situation in representing the value of suspended sediment transport. To overcome this problem, a study was conducted to see how the relationship between flow rate and suspension sediment transport discharge. The research was conducted on a tributary of the Brantas river located in Torongrejo Village, Batu City. The study was conducted ten (10) times of sampling at different times using a Portable TSS Meter type TSS 740 patch tool to determine the value of the suspended sediment concentration at each flow depth. The research shows that there is a relationship between flow rate and suspension sediment transport with the equation Qs = 7.597 <sup>Q1.465</sup>. There is also a relationship between the flow rate and the average suspension sediment concentration with the equation C = 89.422 <sup>Q0.461</sup>, and finally the exponential factor Rouse is located between the range 0.013 - 0.080.</p><p> </p> Faruq Abdurrahman Fachrudin, Sumiadi Sumiadi, Dian Sisinggih Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/681 Thu, 08 Oct 2020 00:00:00 +0000 STUDI EVALUASI DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA SUB SISTEM DRAINASE PUCANG KABUPATEN SIDOARJO http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/684 <div class="WordSection1"><p>Perkembangan Kabupaten Sidoarjo dari tahun ke tahun semakin pesat sehingga menyebabkan turut pesatnya perubahan yang terjadi pada tata guna lahan. Pada sub sistem drainase Pucang memiliki 53 saluran drainase eksisting. Pada studi ini dilakukan perhitungan debit banjir rancangan dengan menggunakan metode Rasional Modifikasi. Intensitas hujan yang digunakan adalah rumus Mononobe dimana penentuan kala ulang debit banjir rancang menggunakan kala ulang 10 tahun. Curah hujan rancangan dihitung dengan metode Log Pearson Tipe III. Setelah dilakukan analisis debit banjir rancangan kemudian dilakukan perbandingan dengan kapasitas saluran. Hasil perbandingan tersebut akan menunjukan saluran yang tidak dapat mengalirkan debit banjir rancangan dan membutuhkan penanggulangan genangan. Berdasarkan hasil analisis Sub Sistem Drainase Pucag dengan kala ulang 10 tahun dengan intensitas hujan 14,030 mm/jam, dimana dari hasil analisa evaluasi terdapat 23 saluran yang tidak mampu mengalirkan debit banjir rancangan. upaya penanggulangan genangan pada Sub Sistem Drainase Pucang yaitu 22 rehabilitasi saluran dan pembuatan sumur tampungan</p> <p> </p> <p><em>The development of Sidoarjo Regency from year to year is increasingly rapid so that it causes the rapid changes that occur in land use. The Pucang Drainage Sub-System has 53 existing drainage canals. In this study, design discharge was analyzed with Modification Rational method. Rainfall intensity was analyzed using Mononobe formula, where the determination of the design flood discharge calculator use a 10 years return period. Design rainfall was analyzed using Log Pearson Type III method. After analyzing the design flood discharge, then a comparison is made with the channel capacity. The results of the comparison will show that the channel cannot drain the design flood discharge and requires inundation control. Based on the analysis results, the Pucang Drainage Sub System with a 10 year return period with a rainfall intensity of 14,030 mm/hour, wherefrom the evaluation results 23 channels cannot drain the design flood discharge. efforts to prevent inundation in the Pucang Drainage Sub-System are 21 channel rehabilitation and making reservoir wells.</em></p></div> Maylita Widi Astari, Ussy Andawayanti, M Janu Ismoyo Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/684 Thu, 08 Oct 2020 00:00:00 +0000 KAJIAN HIDROLIKA BANGUNAN PELIMPAH SAMPING (SIDE CHANNEL SPILLWAY) BENDUNGAN TIU SUNTUK KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN UJI MODEL FISIK 1:60 http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/687 <p><strong>ABSTRAK:</strong> Mengingat fungsi dari Bendungan Tiu Suntuk adalah untuk mengendalikan banjir yang sering terjadi akibat meluapnya Sungai Brang Rea dan Brang Ene, maka perlu dilaksanakan uji model fisik untuk memperoleh kesempurnaan desain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami fenomena hidrolika aliran pada Bangunan Pelimpah Samping Bendungan Tiu Suntuk dengan skala uji model fisik 1:60.</p> <p>Analisa hidrolika aliran pada bangunan pelimpah menggunakan persamaan kontinuitas dengan pendekatan metode Iwasaki, kemudian saluran transisi dan saluran peluncur menggunakan metode tahapan standar, dan yang terakhir saluran samping serta peredam energi menggunakan hukum persamaan momentum. Untuk mengetahui bahaya aliran getar serta kavitasi masing-masing dianalisis menggunakan bilangan Vendernikov – Montuori dan indeks kavitasi sebagai parameter tak berdimensi.</p> <p>Hasil pengujian original desain menunjukkan terjadinya aliran silang pada kaki pelimpah dikarenakan bentuk ujung pilar yang tumpul sehingga dilakukan perbaikan dengan mengganti sudutnya menjadi lebih tajam dan menurunkan elevasi dasar saluran samping sebesar 2,0 m dari elevasi +85,50 m menjadi +83,50 m demi tercapainya bilangan Fr &lt; 0,4. Kemudian, loncatan hidrolik yang terjadi di luar ruang kolam olak pada debit banjir Q<sub>25th</sub>–Q<sub>1000th</sub>, mengakibatkan aliran turbulen dan tergerusnya dasar saluran, hal ini perlu diperbaiki dengan menurunkan elevasi dasar kolam olak sebesar 2 m dari +40,0 m ke +37,0 m.</p><p> </p><p><strong><em>ABSTRACT</em></strong><strong>:</strong> <em>Considering the function of Tiu Suntuk Dam as flood control that often occurs due to the overflowing of the Brang Rea and Brang Ene Rivers, it is necessary to carry out a physical model test to obtain optimal design</em><em>. This study objective</em><em> is to discover and conceive</em><em> the phenomenon of hydraulic flow</em><em> of </em><em> Side Channel Spillway of </em><em>Tiu Suntuk Dam </em><em>with a 1:60 scale of </em><em>physical model test.</em></p><p><em> </em><em>The hydraulic </em><em>flow analysis on side spillway </em><em>uses the </em><em>approach of </em><em>continuity equation </em><em>of</em><em> Iwasaki method, </em><em>then </em><em>the </em><em>hydraulic flow on </em><em>transition and chute channel use the standard s</em><em>tep</em><em> method, </em><em>last but not least</em><em> on </em><em>side channel and </em><em>stilling basin use momentum</em><em> conservation</em><em> law. To determine the </em><em>risk</em><em> of vibration flow and cavitation, each </em><em>section along spillway channel </em><em>was analyzed using the Vendernikov - Montuori number and dimensionless parameter of </em><em>cavitation index.</em></p><em>The original design test shown that the occurrence of cross flow on the spillway base due to the planning of the blunt shape of the pillar tip so the refinements were made such as substituting to a sharper angle and lowering the elevation base of the side channel by 2.0 m from an elevation of +85.50 m to +83.50 m in order to achieve the Fr &lt;0.4. Then, the hydraulic jumps that still occur outside the stilling basin at the 25 to 1000 years of return period flood discharge resulting in turbulent flow and erosion of the channel bottom, by lowering the elevation base of stilling basin by 2 m from +40,0 m to +37,0 m is the solution.</em> AL GHIFARY DRIANTAMA, Very Dermawan Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/687 Mon, 19 Oct 2020 00:00:00 +0000 Studi Evaluasi Stabilitas Lereng dan Perencanaan Perkuatan Lereng di PLTA Orya-Genyem Distrik Unurum Guay Kabupaten Jayapura Provinsi Papua Menggunakan Aplikasi Software Geostudio Slope/W 2012 http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/692 <p>Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya-Genyem 2 x 10 MW terletak di Kampung Nimbotong, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura. Pembangkit ini telah beroperasi sejak tahun 2015 dan sangat bermanfaat dalam menopang kebutuhan kelistrikan di Papua, khususnya daerah Genyem dan sekitarnya. Namun dalam perkembangannya, berdasarkan informasi di lapangan terjadi beberapa kerusakan pada struktur di sekitar area Powerhouse dan Switchyard PLTA Orya - Genyem yang cukup meresahkan. Kerusakan tersebut antara lain: pecah atau retaknya struktur drainase switchyard, penurunan tanah di area switchyard, dan lain-lain. Beberapa kerusakan ini mengindikasikan adanya pergerakan tanah di sekitar Powerhouse dan Switchyard PLTA Orya - Genyem. struktur tanahnya sebagian besar berupa batuan kapur dan batuan lempung, yang bila mana pada kondisi musim kemarau batuan itu akan mengeras dan pada musim penghujan akan mudah tergerus. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat struktur tersebut merupakan bagian penting dari pembangkit ini. Angka keamanan lereng eksisting rata-rata 1,20 yang menandakan lereng ini dalam kondisi yang tidak stabil. Dibutuhkan usaha perkuatan berupa bore pile dan pelengsengan yang direncanakan menggunakan aplikasi <em>geostudi Slope/W </em>2012. Setelah diaplikasikan, angka keamanan dari lereng yang diuji rata2 1,86 yang menandakan bahwa lereng tersebut dalam kondisi stabil. Estimasi biaya yang diperlukan untuk membaangun <em>Borepile </em>dan pelengsengan sebesar Rp. 8.231.880.000,00.</p><p> </p><p>Hydroelectric power station (PLTA) orya-genyem 2 x 10 MW located in Nimbotong Village, Unurum Guay District, Jayapura Province. This power station has been operated since 2015 and very helpful in support electricity needs in Papua, especially for Genyem District area. But in progress , based on the field report<strong> </strong>drainage structures around powerhouse area and switchyard are Collapse or crack, land subsidence around switchyard area, etc. This indicates land movement around powerhouse and switchyard PLTA Orya – Genyem. Soil structure of PLTA area mostly composed by lime stone and clay stone. Which is in dry season the soil will be solid, in reverse, wet season it easily eroded. It is quite worrying considering that structure is an important part of this plant. Safety factor average of existing slope in this area are 1,20, it indicates the slope is in unstable condition. It needs a revertmen, such as bore pile and land cutting using Geostudio Slope/W 2012 application. After it applied to the slope, the safety factor become 1,86. in other word the slope is stable. Estimated cost needed to build borepile and land cutting is Rp. 8.231.880.000,00.</p> Ridwan Ramadhan, Suwanto Marsudi Copyright (c) http://pengairan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmtp/article/view/692 Tue, 27 Oct 2020 00:00:00 +0000