ANALISA BLUE WATER SCARCITY BERDASARKAN PERBANDINGAN BLUE WATER FOOTPRINT DAN BLUE WATER AVAILABILITY DI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

Authors

  • Kamilia Kusumawardhani Teknik Pengairan
  • Donny Harisuseno Teknik Pengairan
  • Ery Suhartanto Teknik Pengairan

Abstract

ABSTRAK: Kelangkaan air merupakan hal yang biasa terjadi jika kebutuhan air melebihi jumlah ketersediaan air. Pengkategori kelangkaan air pada suatu daerah maupun DAS dapat menggunakan metode Blue Water Scarcity. Metode ini membandingkan “Blue Water Footprint†yang merupakan kebutuhan air dengan “Blue Water Availability†yang merupakan ketersedian air, dalam satu tangkapan di waktu yang sama. Dalam perhitungan harus memperhatikan semua data inflow dan outflow yang terjadi dalam kawasan yang ditinjau. Kecamatan Lowokwaru digunakan karena berpotensi terjadi kelangkaan air akibat selalu mengalami peningkatan jumlah penduduk dan merupakan kecamatan terpadat. Dalam perhitungan kebutuhan air untuk pertanian, harus memperhatikan parameter evapotranspirasi dan luas lahan pertanian. Sedangkan untuk domestik dan industri, harus memperhatikan jumlah pengambilan air dan jumlah penduduk serta industri. Dalam perhitungan ketersedian air untuk pertanian harus memperhatikan debit sungai dan debit pemeliharaan sungai. Sedangkan untuk domestik dan industri, harus memperhatikan debit pada tandon. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa tingkat kelangkaan air di Kecamatan Lowokwaru baik sektor Pertanian maupun permukiman serta domestic masuk ke dalam kategori aman atau tingkat kelangkaan air rendah.

 

Kata Kunci: kelangkaan air, kebutuhan air, ketersediaan air, pertanian, domestik

ABSTRACT: Water scarcity usually happened when the water demand is bigger than the water supply. The categorization of water scarcity level on an area or watershed could be used Blue Water Scarcity method. This method was compared Blue Water Footprint, which is a water demand, with Blue Water Availability, which is a water supply on one area in the same time. Every inflow and outflow data on reviewed location should be looked out in detail. Lowokwaru sub-district was chosen because it was potentially being scarce for the consequences of population increased and being a populous district. The calculation of water demand for agricultural sector were evapotranspiration multiplied with the land areas. While in domestic and industrial sector, water withdrawal and the amount of the society were calculated. The calculation of the water supply for agricultural sector were the river discharge and environmental flow requirement. While in domestic and industrial sector reservoir discharge should be observed. The result of the calculation for both agricultural and domestic sectors were in safe category or in Low Blue Water Scarcity level.

Keywords: Blue water scarcity, blue water footprint, blue water availability, agricultural, domestic

Downloads

Published

2019-06-18

Issue

Section

Articles