Pemetaan Pola Aliran dan Indeks Kualitas Air Tanah di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo

Authors

  • yessy noviyanti putri Brawijaya University
  • Hari - Siswoyo Brawijaya University

Abstract

ABSTRAK: Semburan Lumpur Sidoarjo awal terjadi pada tanggal 29 Mei 2006 hingga saat ini yang sudah terjadi selama 12 tahun. Lumpur Sidoarjo sangat mempengaruhi kondisi lingkungan serta merusak infrastruktur yang ada di wilayah tersebut, semburan lumpur ini mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan mulai kerusakan lahan, perubahan struktur geologi bawah tanah, pencemaran udara akibat gas yang keluar bersama lumpur dan perubahan kualitas air dari sumber - sumber air tanah yang berasal dari sumur gali yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari oleh penduduk. Dampak pencemaran kualitas air tanah sangat mungkin terjadi karena dilihat dari banyaknya desa yang sudah tenggelam dan dilihat dari kondisi fisik telah mengalami pencemaran, baik dari aspek warna, rasa, ataupun bau. Air tanah yang sudah tercemar jika dibiarkan terus menerus akan berdampak buruk atau menjalar ke desa - desa sekitarnya, oleh karena itu penelitian air tanah ini dilakukan untuk memetakan pola aliran dan indeks kualitas air tanah yang ada di wilayah Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. Pada penelitian ini dilakukan survei sebanyak 3 sampai 5 sumur setiap desa untuk mendapatkan elevasi muka air tanah yang digunakan sebagai dasar penggambaran pola aliran air tanah. Pengambilan contoh air tanah ini dilakukan terhadap sumur-sumur penduduk yang dilewati jalur aliran air tanah dengan parameter kualitas air yang diamati yaitu TDS, Kekeruhan, Cl-, CaCO3, F-, NO3-, Fe, pH. . Contoh air tanah yang telah diambil selanjutnya diujikan pada laboraorium untuk menentukan kualitas air tanah dengan menggunakan metode Water Quality Index (WQI). Dari hasil penelitian ini didapatkan 8 jalur pola aliran air tanahyang secara umum menjauhi genangan Lumpur Sidoarjo dan berdasarkan dari hasil perhitungan dengan metode Water Quality Index (WQI) maka 3 Desa yang memiliki kualitas yang ‘Sangat Bagus’, wilayah tersebut meliputi Desa Lajuk, Desa Wunut dan Desa Kebakalan, dan 2 Desa yang memiliki kualitas yang ‘Bagus’ yang terdapat pada Desa Glagaharum dan Desa Plumbon. Desa Pesawahan berada pada area dengan kualitas ‘Cukup’ dalam artian cukup adalah kualitas air yang sudah termasuk buruk tetapi masih dapat dimanfaatkan untuk air minum hanya tidak disarankan. Desa Kebonagung berada pada wilayah yang berpotensi dengan kualitas air yang ‘Buruk’ untuk air minum. Sedangkan 8 Desa yang lain sudah memiliki potensi kualitas air ‘Tidak Layak Minum’ diantaranya yaitu Desa Candi Pari, Desa Kesambi, Desa Kedungboto, Desa Pamotan, Desa Gedang, Desa Kedungsolo, Desa Juwet Kenongo, dan Desa Porong.ABSTRACT: Mud outpouring in Sidoarjo was initiated in May 29th, 2006 and has currently occurs for 12 years. Sidoarjo mud was highly affects environmental condition and damaging infrastructure in this area, mud outpouring has caused environmental damage such as land damage, structure changes on the underground structure, air pollution due to the outpoured gas along with the mud and water quality changes of groundwater sources from artesian wells of the surrounding community. Impact in groundwater pollution was most likely to happen because there were several villages has gone due the mud and this pollution can be seen from the physical condition such as its color, taste and smell. If not addressed immediately, the polluted groundwater would spread over to the surrounding villages therefore this study was conducted to map the flow pattern and quality index of groundwater in Porong subdistrict, Sidoarjo regency. This study conduct survey toward 3 to 5 wells in each village to obtain the surface elevation of groundwater and using it as the basis of mapping groundwater’s flow pattern. Groundwater sample collection was done toward wells that was passed through by groundwater with water quality parameter includes TDS, turbidity, Cl-, CaCO3, F-, NO3-, Fe, and pH. Groundwater sample taken would be tested in the laboratory to determine its quality by using Water Quality Index (WQI) method. From the result, we obtain 8 groundwater path that generally move outward of Sidoarjo mud and based on the calculation result with Water Quality Index (WQI) method, there were 3 villages with ‘very good’ quality, those were Lajuk, Wunut and Kebakalan villages, while there were Glagaharum and Plumbon villages that has ‘good’ groundwater quality. Pesawahan village was located in the area with ‘fair’ groundwater quality. This term fair means that the groundwater was quite poor but still can be used for various purposes other than drinking water. Kebonagung village lies in the area with ‘poor’ groundwater quality. There were 8 other villages with ‘not for drinking water’ quality, those are Candi Pari, Kesambi, Kedungboto, Pamotan, Gedang, Kedungsolo, Juwet Kenongo and Porong villages.

Author Biographies

yessy noviyanti putri, Brawijaya University

Teknik Pengairan

Hari - Siswoyo, Brawijaya University

Teknik Pengairan

Downloads

Published

2019-01-09

Issue

Section

Articles