ANALISIS KEKRITISAN LAHAN DI DAS RAYA DAN UPAYA KONSERVASI DANAU SERANTANGAN MENGGUNAKAN PROGRAM AVSWAT 2000 DI KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Authors

  • Angga Agasi Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
  • Moch. Sholichin Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
  • Ussy Andawayanti Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Abstract

 

Kota Singkawang adalah salah satu wilayah yang berada dipesisir Kalimantan Barat yang mengalami kerusakan sumber daya alam, terutama sumber daya air di sekitar DAS. Pada DAS Rayaterdapat penambangan liar yang menyebabkan pencemaran terhadap sungai dan danau. Studi ini bertujuan unuk menentukan besar erosi pada sungai yang nantinya digunakan sebagai tolak ukur untuk dilakukannya suatu konservasi. Metode yang digunakan yang digunakan dalam menghitung laju erosi adalah dengan menggunakan software AVSWAT 2000 berupa metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Dan untuk pengolahan data spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). DAS Raya memiliki luas 1979,21 Ha dan mempunyai debit limpasan rata-rata sebesar 20,328 mm/bln, laju erosi rata-rata sebesar 36,853 ton/ha/thn atau 2,457 mm/thn. Dari hasil analisis tingkat kelas bahaya erosi pada DAS Raya tergolong 19,6% lahan sangat ringan, 10,07% lahan ringan, 30,32% lahan sedang, 12,75% lahan berat, dan 27,26% sangat berat. Untuk tingkat kekeritisan lahan DAS Raya memiliki 19,6% potensial kritis, 40,38% semi kritis, dan 40,02% kritis. Berdasarkan Arahan Rehabilitas Lahan dan Konservasi Tanah (ARLKT) maka dilakukan konservasi lahan berupa reboisasi untuk lahan terbuka, penataan lahan untuk daerah perkebunan, pembuatan dan perbaikan drainasi pada lahan pemukiman, pembuatan pematang pada pertanian lahan basah, dan pembuatan teras pada pertanian lahan kering. Dengan menerapkan konservasi pada lahan didapatkan penurunan nilai limpasan menjadi 15,35 m3/dt dan laju erosi menjadi 27,059 ton/ha/thn atau 1,804 mm/thn.

The city of Singkawang is one of the areas in West Kalimantan coastal area that suffered damage to natural resources, especially water resources around the watershed. On the Rayaa Basin there is illegal mining which causes pollution of rivers and lakes. This study aims to determine the extent of erosion in rivers that will be used as a benchmark for the conduct of a conservation. The method used to calculate the rate of erosion is by using AVSWAT 2000 software in the form of USLE (Universal Soil Loss Equation) method. And for spatial data processing using Geographic Information System (GIS). The Raya basin has an area of ​​1979.21 Ha and has an average runoff discharge of 20.328 mm / month, an average erosion rate of 36.853 tons / ha / yr or 2,457 mm / yr. Based on the analysis of the classification level of erosion hazard on the Raya Raya basin is 19.6% of the land is very light, 10.07% light field, 30.32% of medium land, 12.75% heavy land, and 27.26% very heavy. For land irritation level, Raya Raya basin has 19.6% critical potential, 40,38% semi critical, and 40,02% critical. Based on Land Rehabilitation and Soil Conservation Directives (ARLKT), land conservation is done in the form of reforestation for open land, land arrangement for plantation area, drainage making and repair on settlement land, making of embankment on wetland agriculture, and terrace production on dryland farming. By applying the conservation on land, the runoff rate decrased 15,35 m3/dt and the erosion rate decreased to 27,059 ton / ha / year or 1,804 mm / yr.

Author Biographies

Angga Agasi, Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Mahasiswa Teknik Pengairan

Moch. Sholichin, Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Dosen Pembimbing 1

Ussy Andawayanti, Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Dosen Pembimbing 2

Downloads

Published

2018-09-18

Issue

Section

Articles