STUDI PERENCANAAN PEDOMAN OPERASI JARINGAN IRIGASI UNTUK DI. PEKATINGAN KECAMATAN BUTUH KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH

Authors

  • Tonigar Murizwa
  • Dwi Priyantoro
  • Jadfan Sidqi Fidari

Abstract

DI Pekatingan yang berlokasi di Kabupaten Purworejo memiliki area layanan seluas 1161 Ha dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Pekatingan Kulon dengan luas 805 Ha dan Pekatingan Wetan dengan luas 356 Ha. Kondisi pengoperasian jaringan irigasi di daerah irigasi Pekatingan belum efektif, dibuktikan dari pencapaian hasil tanam yang kurang optimal dalam satu tahun tanam dan kondisi eksisting saluran irigasi yang kurang baik. Dari kajian ini diketahui bahwa dalam satu tahun tanam, kondisi eksisting daerah irigasi Pekatingan menerapkan sistem tanam dua musim dengan intensitas tanam rerata sebesar 172,72% untuk Pekatingan Kulon dan 169,60% untuk Pekatingan Wetan. Dari kondisi tersebut, direncanakan pola tata tanam baru menggunakan sistem tanam 3 musim dengan meningkatan intensitas tanam menjadi 250% untuk tiap wilayah menggunakan metode SCH (Stagntant Constant Head) dengan mempertimbangkan kebutuhan air di DI Sudagaran Siwatu yang berada di daerah hilir bendung. Pola tanam yang digunakan adalah 100% padi, 100% padi dan 50% palawija. Sistem gilir diterapkan pada DI Pekatingan sehingga kebutuhan air DI Sudagaran Siwatu di hilir bendung terpenuhi. Dengan rencana tanam yang baru, didapat kebutuhan maksimal sebesar 1022,72 lt/dt untuk Pekatingan Kulon pada bulan April II dan 475,89 lt/dt untuk Pekatingan Wetan pada bulan April I. Dengan menerapkan pola bukaan pintu setinggi 0,01 - 0,2 m untuk Pekatingan Kulon dan 0,01 - 0,11 m untuk Pekatingan Wetan, jumlah air yang dilepas di intake sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan tiap bulan.

 

Pekatingan Irrigation Area located in Purworejo Regency has a service area of ​​  1161 Ha and divided into two zone, Pekatingan Kulon with 805 Ha and Pekatingan Wetan with 356 Ha. The condition of irrigation network operation in the Pekatingan irrigation area has not been very effective, as shown by the nonoptimal annual crop yield and the poor condition of the existing irrigation channel. From this study it is known that in one year of planting, the existing condition of the Pekatingan irrigation area applies the two season cropping system with an average cropping intensity of 172,72% for Pekatingan Kulon and 169,60% for Pekatingan Wetan. From these conditions, a new planting system is planned using the three-season cropping system with an increase of cropping intensity of 250% for each region using the SCH (Stagntant Constant Head) method by considering the crop water requirement of Sudagaran Siwatu Irrigation Area in the downstream area of ​​the weir.The choosen cropping pattern are 100% of rice, 100% of rice and 50% of secondary crop. By applying the rotation system in the Pekatingan irrigation area, the crop water requirement of the Sudagaran Siwatu irrigation area can be fulfilled. With the new planting system, the annual maximum water requirement for Pekatingan Kulon is 1022,72 lt/s on April II and for Pekatingan Wetan is 475,89 lt/s on April I. Using the water gate opening pattern of 0,01 – 0,2 m for Pekatingan Kulon and 0,01 – 0,11 m for Pekatingan Wetan, the amount of water discharge that released in the intake cannal equal with the planned monthly requirement.

Downloads

Published

2018-08-03

Issue

Section

Articles